DARI TOTAL KPR HANYA 3,96% KONSUMEN GUNAKAN FLPP KEMENPERA |
Sunday, 26 May 2013 17:33 |
Jakarta, 26/5/2013 (Kominfonewscenter) – KPR bersubsidi FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) untuk golongan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) mengalami percepatan pemanfaatan selama triwulan I-2013, pencairan FLPP sampai dengan triwulan I-2013 sebesar 23,53% dari Rp2,7 triliun total dana yang ditargetkan selama tahun 2013, dengan demikian masih terdapat 76,47% dana yang belum dimanfaatkan MBR. Menurut SHPR triwulan I-2013 Bank Indonesia, dari total Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang dikucurkan bank periode Januari sampai dengan Maret 2013, sebanyak 3,69% memanfaatkan FLPP dari pemerintah dalam hal ini Kemenpera (Kementerian Negara Perumahan Rakyat) dan selebihnya 96,31% melalui KPR biasa (non FLPP). Total rumah yang telah didanai dengan menggunakan FLPP sebanyak 12,8 ribu unit rumah. Dana FLPP yang disiapkan pemerintah sepanjang tahun ini sebanyak Rp2,7 triliun, dinilai cukup untuk membiayai sebanyak 350 ribu unit rumah. Keuntungan menggunakan FLPP, MBR dapat memperoleh cicilan rumah dengan bunga tetap (maksimum) sebesar 7,25% dengan jangka waktu cicilan maksimum 20 tahun. Dari sisi konsumen fasilitas KPR tetap menjadi pilihan utama dalam melakukan transaksi pembelian property, sebagian besar konsumen (76,46%) masih memilih KPR sebagai fasilitas utama dalam melakukan transaksi pembelian property residensial terutama pada rumah tipe kecil. Kemudahan mengakses fasilitas KPR dan tingkat suku bunga KPR yang mulai menurun semakin dimanfaatkan konsumen dalam melakukan transaksi pembelian rumah. Tingkat bunga KPR yang diberikan perbankan khususnya kelompok bank pesero umumnya berkisar antara 9% s.d. 12%, selain fasilitas KPR sebanyak 13,07% konsumen memilih menggunakan fasilitas pembayaran secara tunai bertahap dan sebagian kecil (10,47%) dilakukan dalam bentuk tunai (cash keras). Penyaluran KPR dan KPA perbankan kepada sector property menunjukkan trend yang meningkat sejak tahun 2000. Pada Maret 2013 total KPR tercatat Rp230,58 triliun atau tumbuh sebesar 3,70% (yoy), masih lebih rendah dibanding pertumbuhan total kredit perbankan sebesar 9,57% (yoy) dengan NPL 2,45% dari total KPR dan KPA. (my) |