RASIO INSINYUR INDONESIA MASIH RENDAH DIBANDING NEGARA TETANGGA |
Friday, 24 May 2013 22:34 |
Jakarta, 24/5/2013 (Kominfonewscenter) – Rasio pertumbuhan perekayasa dan peneliti (insinyur) di Indonesia masih rendah dibanding negara-negara tetangga kita, rasio perekayasa dan peneliti terhadap jumlah penduduk Indonesia adalah 199/1 juta penduduk. ”Rasio perekayasa dan peneliti kita terhadap jumlah penduduk adalah 199/1 juta penduduk. Bandingkan dengan Singapura yang telah mencapai lebih dari 5.700/1 juta penduduk, rasio tersebut ternyata juga lebih rendah dari Malaysia 503/1 juta penduduk dan Thailand 293/1 juta penduduk,” kata Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto, seperti disiarkan Pusat Komunikasi Publik PU, Kamis (23/5). Djoko mengatakan hal tersebut berakibat pada peringkat efisiensi, inovasi dan kesiapan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah pembangunan menjadi kurang bagus. ”Peringkat indeks kesiapan teknologi Indonesia adalah 0,32 yang juga lebih rendah dari Malaysia (0,82) dan Thailand (0,61). Demikian pula halnya dengan Indeks Efisiensi Pembangunan Indonesia (0,60) sedangkan Malaysia (0,86) dan Thailand (0,69),” tambah Djoko. Disisi lain, lanjut Djoko, pertumbuhan indeks ketersediaan infrasruktur memang naik dalam lima tahun terakhir, namun pertumbuhannya belum cukup mampu mengungkit daya saing ekonomi nasional kita. Indikasinya adalah masih rendahnya peringkat indeks daya saing ekonomi global kita (0,69) dari Malaysia yang 0,85 dan Thailand 0,72. ”Fakta ini membuktikan bahwa kemampuan membangun infrastruktur saja tidak cukup, tetapi harus diimbangi dengan kemampuan memelihara, dan mengoperasikan, serta meningkatkan nilai tambah pelayanannya,” tambah Djoko. (md) |