KONDISI AIR BAKU DI DKI JAKARTA CUKUP PARAH Print
Saturday, 01 June 2013 23:52

Jakarta, 1/6/2013 (Kominfonewscenter) – Kondisi air baku di DKI Jakarta baik dari kwantitas maupun kualitas saat ini cukup parah, untuk itu segala macam cara harus  dilakukan bersama untuk mengatasinya mengingat air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan.

“Saya katakan parah pasalnya saat musim hujan banjirnya luar biasa dan saat musim kemarau air baku terutama alur sungai di DKI sangat kotor dan warnanya hitam “ujar Mohammad Hasan Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PU, seperti diberitakan Pusat Komunikasi Publik, Sabtu (1/6).

Menurut Hasan, upaya pembentukan komunitas penyadaran masyarakat akan peduli air sangat penting,

Pengeboran air tanah dan instrusi air laut saat ini sudah mengkhawatirkan dan andil besar dalam mengurangi kualitas air bersih yang dikonsumsi warga DKI Jakarta.

Untuk mengatasi krisis air bersih, upaya penyelamatan lingkungan dan sumber air harus dilakukan secara berkelanjutan melalui berbagai upaya.

Upaya untuk atas pesoalan tersebut tandas Mohammad Hasan, antara lain menggalakkan gerakan menanam pohon, konservasi lahan, pelestarian hutan dan Daerah Aliran Sungai (DAS), pembangunan tempat penampungan air hujan seperti situ, embung, dan waduk sehingga airnya bisa dimanfaatkan saat musim kemarau, mencegah seminimal mungkin air hujan terbuang ke laut dengan membuat sumur resapan air atau lubang resapan biopori, mengurangi pencemaran air dan melakukan penghematan penggunaan air dalam aktivitas keseharian.

Berdasarkan kondisi air (kualitas maupun ketersediaan), Indonesia memiliki  potensi besar sebagai negara yang kaya air, namun fakta tersebut tidak lantas membuat Indonesia  terhindar dari krisis air bersih.

Setiap  musim kemarau  banyak  daerah di Indonesia mengalami kekeringan, sementara  saat musim penghujan bahaya yang bersumber dari air, yaitu banjir juga mengintai.

Untuk mengatasi ketidakseimbangan antara ketersediaan air yang cenderung menurun dan kebutuhan air yang semakin meningkat, sumber daya air wajib dikelola dengan memperhatikan fungsi sosial, lingkungan hidup dan ekonomi secara selaras.

Melihat kondisi ini, pengelolaan sumber daya air perlu diarahkan untuk mewujudkan sinergi dan keterpaduan yang harmonis antarwilayah, antarsektor, dan antargenerasi.

Sejalan dengan semangat demokratisasi, desentralisasi, dan keterbukaan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, masyarakat perlu diberi peran yang lebih besar dalam pengelolaan sumber daya air. (myk)