MENDEKATI BURUH JANGAN HANYA JELANG PEMILU |
Sunday, 26 May 2013 17:31 |
Jakarta, 26/5/2013 (Kominfonewscenter) – Sudah saatnya para elit tidak lagi menjadikan kaum buruh sebagai komoditas dan objek untuk kepentingan politis semata, mereka justru harus merasa berutang budi, karena buruh selama ini terbukti telah memberikan kontribusi besar dalam mengantarkan para elit ke tampuk kekuasaan. Demikian dikemukakan Ketua Dewan Pembina Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan dan Minuman (SP-RTMM) Dr Rizal Ramli di depan peserta Musyawarah Unit Kerja Luar Biasa SP-RTMM SPSI 1973 PT Kraft Indonesia, di Cikarang, Sabtu sore (25/5). Menurutnya di Singapura, penguasa tidak akan mampu bertahan lama bila tidak memperhatikan nasib buruh, begitu juga di negara-negara Eropa, bahkan di Brazil Lula berhasil menjadi presiden karena dukungan buruh, padahal Lula bukanlah tokoh populer yang bolak-balik muncul di televisi. “Karena itu, sudah seharusnya para pemimpin di Indonesia pun benar-benar memperhatikan kaum buruh. Jangan hanya mendekati buruh saat-saat menjelang Pemilu," kata Rizal Rizal menyatakan apresiasinya terhadap pimpinan SP-RTMM, ia menilai pimpinan buruh tersebut benar-benar mengakar ke bawah, mereka mau turun langsung dan memperjuangkan kepentingan anggotanya sampai level bawah. Kondisi ini sangat berbeda ketika masa Orba, para pimpinan buruh relatif lebih layak disebut Kader Jenggot, mereka bergantung kepada kekuasaan dan tidak mengakar ke bawah. Para pemimpin buruh di masa itu sibuk menempel para pejabat untuk memperoleh berbagai keistimewaan, sedangkan para buruh mereka jadikan alat bernegosiasi dengan penguasa untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya. "Saya bangga terhadap pak Sindhu dan pak Djauhari. Meski sudah sangat senior, beliau berdua mau sibuk-sibuk turun langsung membela kepentingan buruh. Saya rasa, para elit negeri ini harus malu. Mereka harus belajar bagaimana menjadi pemimpin yang baik dari para buruh," katanya. Ketua Umum Pengurus Pusat SP-RTMM Muhammad Sindhu merasa yakin di tangan Rizal Ramli sebagai Presiden, rakyat Indonesia, khususnya kaum buruh akan bisa lebih sejahtera. (myk) |