SELECTED NEWS
INDONESIA PRODUSEN MUTIARA LAUT TERBESAR DI DUNIA PDF Print E-mail
Tuesday, 13 August 2013 18:19

Jakarta, 13/8/2013 (Kominfonewscenter) - Indonesia merupakan produsen SSP (South Sea Pearl / Mutiara Laut Selatan) terbesar di dunia dengan memasok 43% kebutuhan dunia, ekspor mutiara Indonesia mencapai US$29,4 juta menempati urutan kesembilan dunia atau 2,07% dari total nilai ekspor mutiara di dunia yang mencapai US$1,41miliar, di bawah Hongkong, China, Jepang, Australia, Tahiti, USA, Swiss dan Inggris.

Demikian dikemukakan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (13/8).

Dirjen Saut menjelaskan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, serta pemasaran mutiara di pasar domestik maupun internasional, KKP bekerjasama dengan PT. Rajawali Pacific Internusa tahun 2013 kembali akan menyelenggarakan Indonesia Pearls Festival 2013 (IPF-3) bertema “Hidden Treasure of Papua” dengan konsep desain acara bertemakan Papua sebagai salah satu penghasil South Sea Pearls di Indonesia, yang akan berlangsung tgl 2 sampai 6 Oktober 2013 di Merak Room, Jakarta Convention Center.

Penyelenggaraan IPF pertama tgl 12 - 16 Oktober 2011 di Grand Indonesia Shopping Town Jakarta, transaksi selama 5 hari penyelenggaraan IPF mencapai Rp7 miliar melampaui target sebesar Rp5 milliar.

Sementara transaksi pada penyelenggaraan IPF 2 tgl 31 Oktober- 4 November 2012 di Balai Kartini Jakarta mencapai Rp15 miliar, juga melampaui target sebesar Rp10 milliar.

Mutiara merupakan komoditas unggulan sektor kelautan dan perikanan yang bernilai ekonomis tinggi dan memiliki prospek cerah, permintaan perhiasan dari mutiara dan harganya tercatat terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Tujuan ekspor mutiara Indonesia mencakup Jepang, Hongkong, Australia, Korea Selatan, Thailand, Swiss, India, Selandia Baru dan Perancis (UN Comtrade, 2013).

Saut optimis KKP dapat meningkatkan nilai ekspor tersebut mengingat Indonesia memiliki dan menguasai faktor-faktor pendukung, seperti areal budidaya, tenaga kerja, peralatan pendukung dan teknologi.

Dukungan KKP dalam hal ini mencakup enam jalur berupa pembangunan Broodstock Center kekerangan di Karang Asem, Bali; membentuk Direktorat Pengembangan Produk Nonkonsumsi di bawah Ditjen P2HP KKP; membentuk Sub Komisi Mutiara Indonesia pada Komisi Hasil Perikanan di bawah koordinasi Ditjen P2HP; mendorong terbitnya Standar Nasional Indonesia (SNI) mutiara yang sekarang telah terbit (SNI 4989:2011).

Terbitnya SNI mutiara (SNI 4989:2011) harus digunakan sebagai dasar dalam menyusun Standar Operating Procedure Grading mutiara dan perlu ditindak lanjuti dengan membuat Indonesia Quality Pearl Label (IQPL).

Selain itu dalam rangka mempromosikan SSP Indonesia, KKP bekerjasama dengan Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia (ASBUMI) setiap tahun menyelenggarakan IPF.

SSP yang berasal dari kerang Pinctada maxima dari alam maupun hasil budidaya, memiliki sentra pengembangan yang tersebar di beberapa daerah seperti di Lampung, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara dan Papua Barat.

“Disamping itu, untuk melindungi para produsen mutiara Indonesia, KKP telah mengeluarkan Peraturan Menteri KP No. 8 tahun 2013 tentang Pengendalian Mutu Mutiara yang Masuk ke Dalam Wilayah Negara RI,” kata Saut. (mmd)

 

Statistik

Members : 23
Content : 3176
Web Links : 1
Content View Hits : 489220

Pengumuman

KominfoNewsCenter

Who's Online

We have 17 guests online