Newsflash
Jakarta, 17/4/2013 (Kominfonewscenter) – Komisi V DPR menilai program penataan kawasan kumuh oleh Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) di Provinsi NTB sudah cukup baik, pembangunan jalan, saluran air, penerangan jalan umum (PJU) dan MCK Komunal dirasa sangat positif untuk pengembangan sebuah kawasan. |
PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI KTI |
Sunday, 11 August 2013 23:39 |
Jakarta, 11/8/2013 (Kominfonewscenter) - Pertumbuhan ekonomi Kawasan Timur Indonesia (KTI) pada triwulan III 2013 diprakirakan meningkat di kisaran 6,1%-6,6% (yoy), perlambatan ekonomi hanya terjadi di Balnustra, sementara meningkatnya pertumbuhan ditopang oleh membaiknya kinerja seluruh sektor utama di KTI, kecuali sektor pertanian. Menurut KEKR triwulan II-2013 Bank Indonesia, produksi tambang meningkat seiring proses produksi yang kondusif dan meningkatnya permintaan. Sektor industri bahan pangan akan menggenjot produksi, untuk memenuhi permintaan Ramadhan dan Idul Fitri. Demikian pula industri semen akan meningkatkan produksinya, seiring masih kuatnya permintaan properti. Kinerja sektor PHR juga akan membaik, seiring dengan meningkatnya perdagangan antarpulau, aktivitas MICE, serta berlangsungnya liburan sekolah dan Idul Fitri. Di sisi lain, sektor pertanian akan melambat seiring berakhirnya panen raya tabama dan faktor cuaca yang memengaruhi hasil tangkapan ikan. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi KTI untuk keseluruhan tahun 2013 akan berada di kisaran 5,8%–6,3% (yoy). Namun pertumbuhan 2013 akan cenderung bias ke bawah terkait dampak kenaikan harga BBM bersubsidi, serta berlanjutnya penurunan harga komoditas internasional (tambang dan perkebunan), perbaikan kinerja sektor pertambangan terkendala faktor produksi, dan terbatasnya pasokan gas bagi industri LNG. Perekonomian KTI tahun 2014, diperkirakan akan tumbuh meningkat di kisaran 6,3% – 6,8% (yoy), seiring meningkatnya investasi swasta dan konsumsi terkait kegiatan Pemilu tahun 2014. Perekonomian KTI pada triwulan II 2013 diprakirakan tumbuh melambat menjadi 5,5% (yoy,) dibanding triwulan sebelumnya (5,6%; yoy). Perlambatan pertumbuhan ekonomi terjadi pada investasi dan ekspor, terkait masih rendahnya harga komoditas tambang. Selain itu, selama triwulan II-2013 terdapat kendala produksi sektor tambang, yang terjadi di Papua, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Tenggara. Inflasi pada triwulan II-2013 masih terkendali, kondisi ini didukung oleh pasokan pangan yang melimpah. Kondisi ini terkait panen raya komoditas beras dan koreksi harga hortikultura, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada akhir triwulan II-2013 relatif belum menunjukkan pengaruh yang signifikan. Bank Indonesia membagi analisis ekonomi daerah dalam empat kawasan, masing-masing Kawasan Sumatera (Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi, Lampung, Sumatera Barat, Riau, Bangka Belitung, Kepulauan Riau); Kawasan Jakarta (Provinsi DKI Jakarta); Kawasan Jawa (provinsi Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta); Kawasan Timur Indonesia (provinsi Bali, NTB, dan NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat). (mdn)
|
Statistik
Members : 23Content : 3176
Web Links : 1
Content View Hits : 489207