Newsflash
Jakarta, 17/4/2013 (Kominfonewscenter) – Komisi V DPR menilai program penataan kawasan kumuh oleh Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) di Provinsi NTB sudah cukup baik, pembangunan jalan, saluran air, penerangan jalan umum (PJU) dan MCK Komunal dirasa sangat positif untuk pengembangan sebuah kawasan. |
POTENSI ENERGI LAUT INDONESIA YANG BERMANFAAT SEKITAR 49.000 MW |
Wednesday, 20 July 2011 09:57 |
Jakarta, 20/7/2011 (Kominfonewscenter) – Secara teoritis total sumberdaya energi laut Indonesia sangat melimpah, meliputi energi jenis panas laut, gelombang laut dan arus laut, mencapai 727.000 MW. Namun demikian, potensi energi laut yang dapat dimanfaatkan dengan menggunakan teknologi sekarang dan secara praktis memungkinkan untuk dikembangkan, berkisar antara 49.000 MW. Menurut Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Prof. Dr. Mukhtasor pada Lokakarya Perhitungan Sumberdaya Energi Laut di Bandung Selasa (19/7), diantara potensi sedemikian besar tersebut, industri energi laut yang paling siap adalah industri berbasis teknologi gelombang dan teknologi arus pasang surut, dengan potensi praktis sebesar 6.000 MW. Mukhtasor yang juga Ketua Asosiasi Energi Laut Indonesia (ASELI) dan Profesor jurusan Teknik Kelautan ITS mengemukakan, meski luas wilayah laut Indonesia tiga kali lebih besar dari luas daratan, namun kegiatan pemanfaatan energi laut untuk pembangkit lisrtik belum berkembang. Pijakan pengembangan energi laut sebenarnya telah tersedia dalam UU No. 30/2007 tentang Energi maupun UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). Kenyataannya peta jalan pengembangan energi laut dan Rencana Umum Kelistrikan Nasional belum mengakomodasi pemanfaatan energi laut, yang disebabkan beberapa hal diantaranya belum tersedianya informasi potensi energi laut yang secara ekonomis dapat dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik. Prof. Mukhtasor menambahkan lokakarya tersebut memetakan potensi energi laut baik secara teoritis maupun secara praktis, setelah mempertimbangkan kebutuhan untuk pelayaran dan kondisi dasar laut. Aspek ketersediaan teknologi yang telah ada secara komersial tersedia di pasar internasional juga menjadi perhatian didalam penentuan potensi energi tersebut. ASELI telah meratifikasi metodologi perhitungan dan besaran potensi energi laut nasional. “Hasil lokakarya ini akan menjadi masukan untuk pemerintah dan dunia usaha dan diharapkan menjadi angka potensi energi laut yang disepakati secara nasional sebagai basis penyusunan Kebijakan Energi Nasional.”, kata Prof. Mukhtasor. Kepala BPPH-BPPT Dr. Ir. Erwandi membantah anggapan sebagian orang yang ragu akan potensi itu karena menganggap tantangan kesulitan dilaut belum mampu dikelola dengan kemajuan teknologi yang ada. Erwandi mengemukakan teknologi energi laut di dunia Internasional telah berkembang pesat. BPPT telah mulai melakukan pengkajian jenis-jenis teknologi ini untuk kemungkinan diterapkan di Indonesia. BPPT dan perguruan tinggi seperti ITS dan ITB juga telah mengembangkan jenis teknologi energi laut dalam negeri untuk pengembangan kemampuan nasional dibidang industri energi laut. ”Kami optimis bahwa potensi energi laut yang telah diidentifikasi dan diratifikasi oleh para ahli ini dapat menjadi pegangan pemerintah dan dunia usaha untuk mempercepat realisasi pemanfaatan energi laut di Indonesia”, kata Erwandi. (msy) |
Statistik
Members : 29Content : 3383
Web Links : 1
Content View Hits : 574904